Pada Selasa (13/8), rumah padat penduduk di gang remaja 5 di Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, terbakar. Sejak pukul 02.42 hingga saat ini, tim pemadam kebakaran telah berjuang untuk memadamkan api.
Di lokasi kejadian, Selasa (12/8) Satriadi, Kasudin Gulkamart DKI Jakarta, menyatakan bahwa proses pendinginan telah dimulai sejak jam 2.42 WIB.
Menurut Satriadi, enam mobil damkar dikirim langsung ke lokasi pada awal kebakaran. Di RW 06 dan RW 12, api kemudian meningkat.
Tim pemadam kemudian mengirimkan lebih banyak unit ke lokasi karena kondisi si jago merah kian memburuk.
Dia mengatakan, “Kami kemudian mencoba lokalisir, tapi karena posisinya padat hunian dan sudah membesar, kami akhirnya mencoba menambah unit lagi tuh. Sekitar hingga saat ini sudah 35 unit, sekitar 125 personel.”
Dua Ribu Orang Terdampak kebakaran Manggarai
Mengingat lokasi kejadian di hunian dan jalur akses yang sempit, serta sumber air yang jauh dan akses yang terbatas, proses pemadaman menjadi sulit.
Satriadi menyatakan bahwa membobol tembok yang menghalangi sumber api adalah satu-satunya cara untuk melakukan pemadaman dengan efektif.
Dari dua RW, RW 6 terkena dampak paling parah, dengan 15 RT terdampak, sementara RW 12 hanya mengalami 4 RT.
Dia menjelaskan, “Yang pasti kemungkinan korban yang terdampak cukup luas, tadi saya sampaikan ada 15 RT ditambah 4 RT, itu sekitar 2.000 jiwa yang terdampak.”
Saat ini, proses pendinginan terus dilakukan untuk menghilangkan titik asap yang diantisipasi.
Korban Mengungsi di Hingga ke Sekolah
Situasi di sekitar Stasiun Manggarai sangat menyedihkan. Karena para pengungsi menempati selasar stasiun, stasiun yang biasanya dipadati pekerja kini semakin sesak. Sejumlah keluarga yang terdiri dari anak-anak dan bayi tampak bingung sambil memegang buntalan barang berharga yang berhasil mereka selamatkan dari kebakaran.
Orang-orang mengungsi ke RW 09. Para korban menemukan tempat berlindung sementara di beberapa tempat, termasuk rumah warga dan fasilitas penting seperti SDN 05 Manggarai. Menurut Suparna, Wakil Ketua RW 09, ini merupakan kesempatan kedua di mana kampung mereka telah ditempatkan sebagai tempat pengungsian. Sebelumnya pada 2019, RW 07 yang berdekatan juga mengalami kebakaran besar, dan penduduk RW 09 segera membuka posko bantuan.
Melalui pengeras suara masjid, warga RW 09 dengan cepat mengumumkan pengumpulan donasi untuk membantu kebutuhan pengungsi.
Kepala Sekolah SDN 05 Manggarai, Ribka Mirjam, membuka gerbang sekolah dengan lebar untuk menyambut para pengungsi. Ia mengungkapkan keprihatinannya dan mengatakan bahwa kelas dihentikan untuk sementara waktu.
Selain itu, ia menyatakan bahwa buku pelajaran sekolah baru saja didistribusikan, yang sebagian besar telah dibakar. Ribka juga merencanakan pendidikan jarak jauh (PJJ) untuk banyak siswa yang terdampak.