Tommy blak-blakan, Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono, mengungkapkan isi pertemuan beberapa waktu lalu antara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Tommy mengatakan bahwa Sri Mulyani dan Prabowo berbicara tentang pelaksanaan APBN 2024 menjelang berakhirnya masa jabatan Presiden Jokowi. Dia mengatakan bahwa pertemuan mereka sendiri sangat menyenangkan dan berlangsung hampir tiga jam.
Tommy mengatakan dalam acara Ramah Tamah bersama awak media di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (11/9), bahwa meskipun pertemuan dimulai dengan diskusi ringan karena dia adalah menteri Presiden Jokowi, itu dilanjutkan dengan diskusi yang sangat substansial seperti APBN 2022.
Tommy menambahkan bahwa pertemuan sendiri dilanjutkan dengan diskusi RAPBN 2025, yang akan segera disahkan oleh DPR RI. Prabowo langsung meminta pendapat Sri Mulyani tentang tujuan RAPBN 2025 di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Seperti yang kita ketahui, RAPBN 2025 akan disahkan oleh DPR RI, dan presiden terpilih juga ingin tahu tentang dinamika ekonomi global, jadi sekali lagi pertemuan itu sangat baik.
Dia menyatakan bahwa diskusi antara Sri Mulyani dan Prabowo tidak secara khusus membahas program makan siang gratis. Mengingat bahwa program makan bergizi gratis (MBG) tersebut telah ditetapkan sebesar Rp71 triliun pada RAPBN 2025.
Dia menambahkan, “Kita harapkan MBG akan berjalan lancar, malah tidak terlalu dibahas karena sudah dianggap dan terus berlangsung.”
Sri Mulyani Juga Bertemu Perwakilan World Bank
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menerima kunjungan dari Manuela V. Ferro, Wakil Presiden Asia dan Pasifik Worldbank, untuk membahas transisi pemerintahan Indonesia pada Oktober 2024.
Kemarin sore, kolega saya, Vice President (East Asia & Pacific) @worldbank Manuela V. Ferro, mengunjungi saya. Perbincangan kami yang hangat sore itu berfokus pada berbagai topik. Selasa, 10 September 2024, Sri Mulyani menulis di akun Instagram pribadinya @smindrawati, “Mulai dari transisi pemerintahan Indonesia pada Oktober 2024 mendatang.”
Sri Mulyani dan Manuela V. Ferro juga berbicara tentang berita terbaru tentang World Bank Group dan masalah untuk memenuhi kebutuhan pembangunan negara anggota. Mereka juga membahas bagaimana World Bank Group dapat meningkatkan instrumen pembiayaan dan struktur biaya pinjaman agar lebih kompetitif.
Dia berkata, “Kami banyak bertukar pikiran yang konstruktif dan positif tentang tantangan pembangunan, seperti masalah perubahan iklim, perubahan dan dinamika geopolitik, dan dampak ke negara-negara Asia-Pasifik, dan invetasi SDM di Indonesia.”
Selain itu, Bendahara negara ini membahas kerja sama antara Kementerian Keuangan dan Bank Dunia untuk menangani masalah pembangunan di Indonesia, Asia, dan internasional. Saya sangat menghargai pencapaian cepat Anda, Manuela! Semoga Anda memiliki perjalanan yang aman kembali ke Amerika Serikat.”
Sri Mulyani Ungkap Situasi Ekonomi Global Saat Ini
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya, keadaan global saat ini tidak berjalan dengan baik, dan tahun 2024 dan 2025 penuh dengan ketidakpastian.
Dalam Sesi Tematik Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Jumat, 6 September 2024, Sri Mulyani menyampaikan hal itu.
Saya diminta untuk berbicara tentang peluang dekarbonisasi di ASEAN, yang sangat penting. Namun, sebelum kita membahasnya, saya ingin berbicara tentang kondisi ekonomi global yang buruk. Sri Mulyani menyatakan bahwa tahun 2024 dan 2025 masih belum pasti.
Menurut Menkeu Sri Mulyani, kondisi global yang tidak menguntungkan saat ini sejalan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi global yang semakin menurun.
Menurunnya proyeksi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor di luar ekonomi, seperti tekanan fiskal dan gejolak geopolitik global yang terus-menerus. Kemudian ada masalah struktural yang dihadapi oleh dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, Amerika Serikat dan China.
Menurutnya, WEO (World Economic Outlook IMF) memperkirakan pertumbuhan global hanya sebesar 3,2 persen tahun ini dan 3,3 persen tahun depan—sedikit lebih baik, tetapi tidak terlalu baik.
Sri Mulyani menyatakan bahwa meskipun pertumbuhan yang sangat stagnan ini menghadapi berbagai tantangan di seluruh dunia, ASEAN tetap menjadi wilayah pertumbuhan yang solid dibandingkan dengan rata-rata dunia.
Untuk tahun ini, kawasan ASEAN diproyeksikan tumbuh sebesar 4,6 persen dan tahun depan sebesar 4,7 persen, keduanya lebih tinggi dari rata-rata ekonomi dunia.
Bendahara negara ini mengatakan pertumbuhan yang kuat di ASEAN terutama didorong oleh pertumbuhan domestik yang beragam, seperti investasi dan konsumsi hilir, serta inisiatif infrastruktur dan pariwisata.