Hari ini, 1 Oktober 2024, merupakan dua tahun setelah tragedi Kanjuruhan, yang merusak sepakbola Indonesia.
Tragedi tersebut terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada malam tanggal 1 Oktober 2022.
Di malam yang gelap itu, Arema melawan Persebaya Surabaya, musuh abadi mereka yang terpisah sejauh 95 km.
Sejak awal, penonton Persebaya diberitahu untuk menghindari Kanjuruhan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Namun, tragedi yang akan terjadi setelah pertandingan berakhir tidak dapat dicegah oleh ketidakhadiran para bonek di Kanjuruhan.
Pertandingan ini dimenangkan oleh Persebaya, dengan Silvio Junior, Leo Lelis, dan Sho Yamamoto mencetak gol untuk Surabaya.
Sementara itu, Arema, yang bermain sebagai tuan rumah, hanya mampu mencetak dua gol melalui gol Abel Camara. Selain menandai pertandingan berakhir, peluit panjang juga menandai awal tragedi tragis ini.
Segera setelah itu, gerombolan Aremania menyerbu lapangan dengan tiba-tiba, membuat polisi kalang kabut.
Di lokasi, polisi langsung menyemprot gas air mata untuk menghentikan massa pendukung.
Namun sayangnya, gas air mata juga disemprotkan ke tribun kanjuruhan, memengaruhi para suporter yang tidak bersalah yang tidak hadir di lapangan.
Suporter juga takut. Kejadian berdesak-desakkan terjadi karena mereka langsung berlari keluar dari Kanjuruhan. Korban total adalah 135, sebagian besar karena berdesak-desakan.
Sebagaimana dilaporkan oleh New York Times, kecelakaan sepakbola Kanjuruhan adalah yang terburuk kedua di dunia; kecelakaan di stadion nasional Peru yang menewaskan lebih dari 300 orang adalah yang terburuk pertama.
Belum Ada Titik Terang
Hingga kini, perdebatan masih terjadi terkait penyelesaian kasus ini. Banyak yang menyatakan pengusutan dugaan pelanggaran SOP dan etika oleh para aparat keamanan yang kurang memuaskan, serta ketidakadilan yang ditanggung oleh keluarga korban.
Di sisi lain, tidak sedikit juga yang mengatakan tragedi ini murni menjadi kesalahan suporter, dan harus diusut siapa suporter yang pertama kali turun ke lapangan sehingga menjadi pemicu tragedi ini.
Banyak orang menganggap hukuman Arema terlalu ringan mengingat ratusan orang tewas.
Arema Peringati Tragedi Kanjuruhan
Arema FC menyampaikan pesan peringatan dua tahun Tragedi Kanjuruhan.
“Doa kami selalu bersamamu, Nawak (teman), 135+.”
Kami tidak akan melupakan korban tragedi Kanjuruhan sepanjang masa. Kami selalu mendoakan dan menghormati mereka dan keluarga yang ditinggalkan. Di akun Instagramnya, Arema mengatakan, “Mari terus menjaga semangat mereka hidup dalam setiap langkah kita. 2 Tahun Tragedi Kanjuruhan.”
Netizen malah mengecam pengumuman Arema. Sebagian besar orang mengatakan bahwa pihak klub seolah tidak melakukan apa-apa untuk membantu keluarga korban mendapatkan keadilan.
Salah satu netizen menulis, “Setelah dua tahun tragedi Kanjuruhan, belum ada juga keadilan.”
Netizen lain menyatakan, “Suporternya sibuk mencari keadilan, klubnya sibuk mencari stadion.”